CSE

Loading

Selasa, 07 Januari 2014


Masalah GAKY masih menjadi problem kesehatan di Negara-negara berkembang khususnya di Indonesia. Survei Nasional pemetaan GAKY di Indonesia Tahun 1998 menemukan 33 % kecamatan di Indonesia masuk kategori endemik, 21 % endemik ringan, 5 % endemik sedang dan 7 % endemik berat. Prevalensi GAKY pada anak SD secara nasional pada Tahun 1990 yaitu sebesar 27,7 %, kemudian terjadi penurunan menjadi 9,3 % pada Tahun 1998.
Namun pada Tahun 2003 kembali meningkat menjadi 11, 1 %. Dampak GAKY bukan hanya pada pembesaran kelenjar gondok namun hal yang lebih penting adalah terhambatnya perkembangan tingkat kecerdasan otak pada janin dan anak, serta pengurangan IQ poin pada orang dewasa. Adanya kerusakan saraf otak akan menyebabkan rendahnya nilai IQ (Intelligent Quotient) penderita GAKY.
Setiap penderita gondok mengalami defisit IQ 5 point, setiap penderita Kretin mengalami defisit IQ 50 point, setiap penderita GAKY non gondok, non – Kretin mengalami defisit IQ 10 point, dan bayi yang lahir di daerah risiko GAKY akan mengalami defisit IQ 10 point. Program penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia sudah dimulai sejak Tahun 1974, dengan pemilihan lokasi di daerah endemik berat dan endemik sedang. Hasil
nyata dari program ini, yaitu terjadi penurunan prevalensi GAKY dari 27,2% pada Tahun 1988 menjadi 9,8 % Tahun 1998. Namun keberhasilan program penanggulangan GAKY ini belum
memberikan hasil yang memuaskan bila dilihat dari persentase rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium dengan kadar cukup (30 ppm).
Hasil survei konsumsi garam beryodium di rumah tangga yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Tahun 2002 hanya mencapai 68,5 % rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium dengan kadar 30 ppm. Penyebab dari keadaan ini adalah, adanya sejumlah produsen yang memproduksi garam beryodium dengan kadar kurang dari 30 ppm, adanya sejumlah distributor yang mendistribusikan garam beryodium dengan kadar kurang dari 30 ppm,
mayoritas konsumen yang kurang kritis dan kurang peduli terhadap kadar yodium dalam garam yang dikonsumsi keluarga.
untuk mendapatkan naskah aslinya silahkan download disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar